berkumandang dengan sedihnya
di dada-dada akhbar
yang simpati atas ajalmu
yang tua berkedut itu.
Sudah aku khabarkan dulu
gelar itu bukan untuk kamu Suhaimi
ia untuk mereka yang lebih gemar
bercakap dengan orang-orang besar
sedang kamu lebih selesa
duduk bermukim melayan hati
di tanah leluhurmu
Sudah aku khabarkan dulu
siapalah kamu untuk gelar itu
sedang si sepuluh, si sebelas dan si dua belas
title nya Datuk ...
siapa pula dirimu ... si tua misai putih
yang tidak berDatuk-datuk itu ?
Sudah aku khabarkan dulu
selaksa karyamu yang menggunung itu
bukan kupon potongan harga
yang bisa membeli sedikit curahan hati
si babi-babi yang bijak pandai di atas sana
untuk menilai kamu
hati mereka sudah tertutup
benak dan bodoh.
Dan seperti yang aku ceritakan dahulu
malaikat maut lebih menyintai nyawamu
melebihi kami yang membaca karyamu
maka tertinggallah namamu
dalam satu senarai besar
seorang sasterawan tua
yang tidak sempat diberi gelar
tertinggi itu
Pergilah wahai Suhaimi
sudah ratusan puisi mu yang merindui Tuhan
telah dibaca umat
kini masanya belayar yang panjang itu
telah kau lalui
aman atau berantakan
itu adalah hak yang mencipta
Esok lusa dan tulat
ketika si sepuluh, si sebelas dan si dua belas
bercerita tentang kenangan hidupmu
di dada-dada akhbar
akan kukoyak helaian itu
dengan rasa dendam yang keparat
Selamat jalan Suhaimi Haji Muhammad
bahasa indah mu telah mati di tangan mereka
tetapi tetap hidup
bagi yang selalu mengenangmu
Jumpa disana nanti !
malaikat maut lebih menyintai nyawamu
melebihi kami yang membaca karyamu
maka tertinggallah namamu
dalam satu senarai besar
seorang sasterawan tua
yang tidak sempat diberi gelar
tertinggi itu
Pergilah wahai Suhaimi
sudah ratusan puisi mu yang merindui Tuhan
telah dibaca umat
kini masanya belayar yang panjang itu
telah kau lalui
aman atau berantakan
itu adalah hak yang mencipta
Esok lusa dan tulat
ketika si sepuluh, si sebelas dan si dua belas
bercerita tentang kenangan hidupmu
di dada-dada akhbar
akan kukoyak helaian itu
dengan rasa dendam yang keparat
Selamat jalan Suhaimi Haji Muhammad
bahasa indah mu telah mati di tangan mereka
tetapi tetap hidup
bagi yang selalu mengenangmu
Jumpa disana nanti !
0 ulasan:
Post a Comment